Everybody's looking for that something
One thing that makes it all complete
You'll find it in the strangest places
Places you never knew it could be
,- Flying without wings - Westlife
Deru petasan nampaknya siap untuk beradu. Bersamanya dibawa riang, menghilangkan pilu menanggalkan syahdu. Diujung tahun halaman berganti, bergantunglah insan memandangnya pergi.
Namun jauh sebelum itu, aku memang tidak pernah melihat pergantian tahun sebagai perayaan. Aku tidak merasakan rasa senang dan bahagia yang banyak orang rasakan. Sebaliknya, aku selalu melihatnya sebagai momen yang penuh kecemasan. Karena pada hari itu, ketika orang-orang riuh dengan aktivitasnya aku akan menarik diri dan dihujani beragam pertanyaan. Bahkan suara petasan seakan sebuah ancaman yang memburu dan memberikan rasa aneh dan penyesalan. Aku masih ingat ada satu waktu dimana aku mengalami kecemasan hebat ketika malam tahun baru hanya karena suara petasan. Benar, aku memang aneh.
What 2021 gave to you?
Cukup cerita tentang keanehanku, melalui tulisan terakhir di ujung tahun ini, aku lebih ingin cerita tentang apa yang telah 2021 ajarkan. Di awal tahun aku berjanji untuk setiap hari menuliskan satu pembelajaran dan pesan yang aku dapatkan dan aku posting di akun twitter pribadiku. Aku tidak pernah menyangka jika pada akhirnya aku berhasil menyelesaiakan tantangan yang aku sengaja 'paksakan' pada diriku. Setelah 365 hari berlalu aku baru menyadari bahwa 2021 telah memberikanku banyak hal. Semua pembelajaran baik dalam kisah bahagia maupun lara telah membentukku menjadi seseorang yang berbeda hingga di ujung tahun. Dalam tulisan ini akan aku sedikit bagikan apa yang telah 2021 berikan dan semoga dapat menjadi arsip indah dan penguatan pagi para pembaca.
1. Rasa Syukur
Disisi lain, aku juga baru menemukan salah satu rumus yang mungkin sedikit melegakan dan dapat diikuti teman-teman. Aku memang bukan ahli syukur, namun ini hal penting yang aku dapatkan.51/365
— Chozin (@mnchozin) February 20, 2021
"Bersyukur tidak hanya atas apa yang kita miliki, namun juga pada apa yang belum atau tidak kita miliki. Karena Tuhan tahu, sesuatu itu kurang baik, kita belum siap, dan Tuhan sedang menjaga kita dari hal-hal itu."
Sibukkanlah dirimu dengah mensyukuri nikmat-nikmat kecil sehingga kita tidak akan sempat menanyakan nikmat-nikmat besar yang kita tidak miliki.
2. Key of Happiness
Aku pernah berada pada fase meletakkan kebahagiaanku pada orang lain. Membangun paradigma bahwa aku tidak mampu untuk menemukan kebahagiaanku sendiri. Menggantungkan sumber kebahagiaan pada orang lain justru membuatku menjadi rentan atas kebahagiaanku sendiri. Barulah aku paham bahwa kebahagiaan adalah sebuah bentuk keyakinan, rasa syukur, dan pemaknaan pada setiap kejadian yang kita miliki. Tidak harus dalam bentuk material namun sesederhana terselip dalam ucapan "Terimakasih Tuhan untuk semuanya."88/365
— Chozin (@mnchozin) March 29, 2021
"In a process, one thing that makes you happy is not the great result. It is merely in a form of the full of consent for doing anything. Once you're there you do understand what, why, and how to perform things. So you know exactly what kind of learning point you will get.
103/365
— Chozin (@mnchozin) April 13, 2021
"Our source of happiness does not rely on others but solely comes from within ourselves. It is in the form of belief, gratitude, and our mindset to embrace any circumstances that go through our life."
3. Mengikhlaskan dan Memaafkan
119/365
— Chozin (@mnchozin) April 29, 2021
"What is the most pathetic way to live a life? Living in the past and forget that the world does revolve."
64/365
— Chozin (@mnchozin) March 5, 2021
"The only way to cope with depression is not forgetting or blaming the situation. It is merely by accepting, forgiving, and letting the time heal the lurking sadness."
Tidak ada kerugian terbesar melainkan ketika kita hanya memandang sepintas lalu apa yang kita hadapi tanpa mencipta makna padanya.
Bagi teman-teman yang ingin melihat catatan lengkap 365/365, kalian bisa mengunjungi link berikut