Berbicara tentang Kebahagiaan dan Kenyamanan
Januari 23, 2020
"Nampak jauh di sana nyiur melambai dan beradu dengan gumulan awan. Mereka bersua satu sama lain sebagai kawan lama. Nyiur menyerahkan setiap inci daunnya kepada angin untuk membawakan tarian indahnya. Memang angin tidak pernah ingkar janji untuk tetap tinggal. "
Selamat pagi wahai budak mimpi. Jiwa-jiwa pemburu tawa dan pembunuh duka. Kali ini, aku ingin bercerita tentang satu kondisi yang diidamkan oleh banyak orang. Tidak lain dan tidak bukan adalah "Kenyamanan" dan "Kebahagiaan". Dua kata ini pasti familiar bagi kalian, terutama mereka yang tengah diterpa prahara dalam hubungan. Izinkan aku memulai dengan beberapa sudut pandang.
Hidup ini yang penting bahagia
Maaf aku nggak nyaman sama kamu, aku nggak bisa cerita sama kamu
Kamu adalah sosok yang bisa membuatku bahagia.
Setiap orang tentu memiliki pemahaman sendiri terkait kebahagiaan dan kenyamanan. Ada yang mereka mengaitkannya dengan wujud materil, atau sebatas senyum merekah yang hadir atas capaian tertentu. Setiap orang memiliki hak sendiri ntuk mengartikannya dan akupun tidak akan memaksakan kalian untuk percaya pada yang aku yakini.
Berbahagialah hinga ia dapat menjadi kawanmu |
Makna Bahagia Bagiku
Jika ditanya apa makna kebahagiaan dan kenyamanan bagiku, adalah ketika aku merasa cukup dan dapat menganggap apapun itu sebagai nikmat yang Tuhan berikan. Bagiku bahagia tak lantas aku harus memiliki mobil mewah atau Iphone 11 ProMax (meski jika ditanya dan diberi juga mau sih ehe). Namun, bahagia adalah ketika aku masih bisa merasakan desir hangatnya nafas di pagi hari. Bahagia adalah ketika aku dapat memetik hikmah atas kelamnya hari kemarin, dan menggunakannya sebagai modal menghadapi masa mendatang. Bahkan bahagia adalah ketika aku dapat tersenyum meski tengah berada di titik terendah hidupku.
Terlepas dari itu semua, aku tidak memunafikkan diri bahwa aku juga pernah berada posisi dimana bahagia meurutku adalah ketika aku dapat membeli seuatu yang aku suka, ketika aku dapat bersama seseorang yang aku sukai, dan ketika aku tidak sekalipun menangis ditengah malam. Setidaknya hal tersebut tidak berlangsung lama hingga aku ditempatkan pada posisi terendahku.
Bahagia dan Kenyamanan adalah sebuah Perspektif
Bagi kamu yang sudah sampai pada bagian ini, pasti kamu pernah merasa bahwa mengapa kamu tidak pernah bahagia, mengapa sulit bagimu untuk merasa bahagia, atau mengapa kamu tidak ditakdirkan untuk merasakan bahagia seperti yang orang lain rasakan. Tidak ada yang salah dengan hal itu, setidaknya sebelum kamu membaca bagian ini. Bahagia sejatinya adalah sebuah perspektif. Sumber kebahagiaan bukanlah suatu benda, atau seseorang yang selama ini kamu harapkan bersama melainkan keyakinanmu dan sudut pandangmu akan sesuatu.
Bahagia dan Kenyamanan adalah Sesuatu yang Dibentuk
Setiap orang memang memiliki hak untuk bahagia, namun jarang bagi mereka ingat bahwa mereka memiliki tanggung jawab akan hal itu pula.
Kebahagian dan Kenyamanan adalah sesuatu yang dibentuk dan dibangun, bukan diberi.
Mungkin ketika kamu belum merasa bahagia kamu masih memiliki ekspektasi yang terlampau tinggi, turunkan lah ekspekstasimu akan hal itu. Jika kamu masih merasa belum bahagia, temukanlah titik terkecil yang dapat kamu maknai sehingga kamu merasa bahwa kamu cukup. Bahagia dan nyaman adalah perspektif kita akan sesuatu. Mungkin kamu belum dapat menemukan apa yang membuatmu bahagia, namun cobalah kamu mencermatinya sekali lagi. Pasti akan kamu temukan kebahagian yang dapat kamu syukuri.
Bahagia adalah ketika kamu dapat merasa cukup dan ikhlas. Mungkin kamu sedang dihadapkan pada kesulitan untuk menyelesaikan studi dan ingin menyerah, namun ingatlah di luar sana masih banyak orang yang justru berkeinginan untuk studi.
Bahagia adalah ketika kamu dapat merasa cukup dan ikhlas. Mungkin kamu sedang dihadapkan pada kesulitan untuk menyelesaikan studi dan ingin menyerah, namun ingatlah di luar sana masih banyak orang yang justru berkeinginan untuk studi.
Mungin kamu dihadapkan pada kekesalan karena kamu tidak dapat bersama dengan seseroang yang kamu inginkan. Namun jauh dari perspektif kebahagiaanmu itu, mungkin Tuhan justru sedang menyiapkan sosok yang terbaik bagimu, atau mencoba menjauhkanmu dengan seseorang yang justru akan membuatmu jatuh.
Bahagia adalah bagaimana kita memandang sesuatu. Satu hal yang perlu kamu yakini adalah Tuhan menjamin kebahagianmu, entah itu saat ini atau nanti. Jika kamu merasa belum bahagia akan suatu hal, temukanlah perspektif lain yang dapat membuatmu menjadi bahagia. Karena aku yakin kebahagian selalu ada bersama apapun yang kamu anggap pahit. Cukupkan penyesalan dan rasa penatmu dalam mencari kebahagian yang semu itu. Simpanlah energimu untuk menyiapkan hal lain. Barngkali Tuhan menyiapkan kebahagiaan pada posisi itu.
"Nyiur dan angin adalah kawan lama. Meski hujan tak henti berjuang untuk memisahkan. Terdapat satu daya yang membuat mereka bertahan. Keduanya menemukan kenyamanan dan kebahagiaan sebagaimana kamu yang tengah berjuang memaknai hal ini,"
0 komentar