Dua sejoli bermadu kasih dibawah terik fajar. Tiada ragu menyeruak dalam tariannya. Desir angin menyapu sayap-sayap mungilnya. Mereka dikejar masa, namun tiada keraguan merasuk dalam sukmanya.
Pagi memang tidak pernah lelah mengajak manusia untuk terus berharap. Begitupun dengan pagi ini, Tuhan menunjukkan kuasaNya melalui mahlukNya. Tidak langka memang, namun cukup menyadarkanku akan suatu hal. Aku memulai aktivitasku seperti biasa, hingga sepasang kupu-kupu menghampiriku. Dua sejoli ini tengah menampilkan tarian indahnya, tarian kupu-kupu. Satu hal yang muncul di benakku, oh musim kawin. Fenomena yang wajar bagi kupu-kupu melakukan "aktivitasnya" di musim penghujan ini. Tarian kupu-kupu ini membuat ku berpikir akan sesuatu.
Life Goals
Berbeda dengan manusia, kupu-kupu tak cukup beruntung dalam hal masa hidupnya. Pada umumnya kupu-kupu hanya memiliki waktu hidup selama dua minggu saja. Singkat bukan? Namun bukan berarti hidup tidak adil bagi mereka. Setidaknya, tak pernah kudapati keluhan atau nyanyian balad dari kupu-kupu. Hanya tarian indah pagi ini saja. Diluar ketidpastian itu, satu hal yang kuyakini bahwa dalam masa singkat tersebut mereka masih mampu melakukan seluruh 'tugasnya' sebagai kupu-kupu. Mereka hanya memiliki dua tujuan utama, yaitu makan dan berkembang biak (read: kawin).
Masa yang singkat menuntutnya untuk melakukan yang terbaik. Telah menjadi rahasia umum bahwa dibalik masa hidupnya yang singkat, mereka mengemban tugas yang cukup mulia. Tidak lain dan tidak bukan adalah membantu penyerbukan tanaman. Bukankah hidup begitu kejam bagi kupu-kupu? Mereka telah melakukan kebaikan namun hidup memperlakukannya secara tidak adil karena waktu yang singkat. Apakah benar mereka tidak pernah mengeluh? Mungkin, dan disinilah aku mulai belajar makna hidup dari kupu-kupu.
Hidup itu singkat dan Tebarlah Kebaikan
Dua minggu adalah waktu yang singkat bagi mahluk hidup menikmati indanya dunia. Atau bagi kupu-kupu, bukankah itu waktu yang singkat untuk dapat mencicipi manis dan indahnya beragam bunga? Disisi lain, kita sebagai manusia bukankah kita diberikan anugerah hidup yang lebih lama? Lantas, mengapa kita cenderung mengeluh akan hal ini? Setidaknya, dengan hidup yang panjang kita memiliki waktu yang lebih banyak pula untuk melakukan hal yang kita inginkan bukan?
Tak kudapati keluhan kupu-kupu, melainkan tarian indahnya. Meski kita tahu hidupnya tak akan lama
Mari kita belajar dari kupu-kupu. Dalam hidupnya, tak ada keraguan untuk menebar kebaikan. Meski ia tahu bahwa hidup yang diberikan kepadanya cenderung singkat, Ia tetap melakukan "tugas" dan "tanggungjawabnya" dengan ikhlas. Kita sebagai manusia, bukankah sepatutnya melakukan hal yang sama? Tidak ada yang membedakan dalam konsepsi hidup antara kita, manusia dengan kupu-kupu. Manusia diberikan hidup untuk menebar kebaikan bukan? Kebaikan itu beragam, tidak lantas harus sesuatu yang besar. Memulai dari yang kecil misalnya, menyapa, memberikan senyum, hingga menebarkan informasi penting seperti artikel ini misalnya, ehe.
Disisi lain, meskipun kita tengah dihadapkan pada beban yang berat, berputus asa dan larut dalam kesedihan bukanlah hal yang tepat. Tengoklah kupu-kupu, ia tetap menari dengan indahnya meskipun ia tahu hidupnya tak lama. Satu hal yang membuat dirinya yakin, karena ia tengah melakukan sebuah kebaikan. Karena mereka melakukan hal yang benar dan telah menjadi tugasnya.
Pesan yang ingin ku sampaikan adalah, mari kita bersyukur atas nikmat hidup yang telah Tuhan berikan. Memiliki waktu hidup yang lebih lama bukan hanya berarti kita dapat melakukan hal yang kita inginkan. Memiliki waktu hidup yang lebih lama berarti kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk berbuat kebaikan.