Feby Kurnia (Ajal)
Desember 22, 2019Feby Kurnia (Ajal)
(Mnchozin)
Intan menggantung pada pucuk peraduannya
Kutata niatku, kuluruskan tekadku
Merangkai daya tuk menggapai anganku
Gelora hati berkecambuk bulat
Sepeda angin mengepak hebat
Lantunan doa ku dengar sayup dari seberang sana
Kubawa pinta bunda akan angan ku yang mulia
Aku yang terdepan
Kebulatan tekad menggapai angan
Berikan kekuatan hiraukan rayuan setan
Akan noda-noda kesucian iman
Sosok mulia ku sapa
Penuh peluh padanya
Ibarat pahlawan tanpa tanda jasa
Ia usap setiap jengkal lantai dengan lapang
Begitu mulia ia
Berada terdepan setara dengan ku
Permata indah,
Senyum yang sumringah
Kulangkahkan kakiku
Memecahkan sunyi di garis terdepan
Sekadar memberikan kesejukan pada jendela dunia
Tangguhkan diri akan pencapaian
Kudengar langkah itu
Langkah yang berat,
Senyum yang beringas,
Sorot mata yang hampa
Sesak, perih, berat kurasa
Jerat-jerat setan hanyut padanya
Jerit-jerit duka tak kuasa bebas
Jerat dan jerit bergumul musnah
Perlahan aku tenang
Hampa tanpa suara
Kesepian yang menderu lara
Hilang jerat, jerit, duka, dan luka
Nampak bagiku sosok mulia itu
Segumpal darah tlah ternodai akan bisikan
Bisikan setan bergantung pada dunia
Membutakan mata yang tak seharusnya buta
Terngiang anganku diatas sana
Tak ada daya bagiku tuk meraihnya
Kini ia musnah
Tergelepar dalam jerat dan jerit duka
Maafkan aku bunda
Kini ku tlah jauh darimu
Menggugurkan semua anganmu
Hanya doa yang mampu mendekatkanmu padaku
#feby_kurnia #puisi #poem #duka #feby #ugm
0 komentar