Kisah inspiratif: Pedagang Roti dan Alquran

Juni 19, 2016



Kisah inspiratif: Pedagang Roti dan Alquran

Pedagang roti- ia memang tak jauh beda dengan pedagang lain. Berjuang roti tiap hari dalam keramaian dan hiruk pikuk pasar. Satu hal yang membedakan adalah kebiasaannya yang tak bisa jauh dari Al-Quran. Tak pernah lepas baginya Al-Quran dalam genggamannya. Senantiasa ia membaca Al-Quran sembari menunggu pelanggan.
Kebiasaan ini memunculkan perhatian anaknya yang masih remaja. “Ayah, mengapa ayah senang sekali membaca Al-Quran? Apakah dengan membacanya setiap saat hafalan ayah bertambah?” tanya anaknya. Pedagang itu pun lekas menjawab, “Tidak anak, dengan membaca Al-Quran hafalan ayah pun tak bertambah, bahkan mungkin justru berkurang seiring bertambahnya usia.” Lantas mengapa ayah tetap senang membaca Al-Quran? “. “Jika kamu ingin tahu alasan ayah suka membaca Al-Quran, besok ikut Ayah ke pantai dan bawalah keranjang.”, balas ayahnya. Sang anak pun mengangguk pertanda setuju.
Pantai
Setiba di pantai pedagang itu memerintahkan anaknya untuk menuju ke perairan dan mengambil air pantai menggunakan keranjang yang telah dibawanya. Berulang kali sang anak mencoba mengambil air, namun tak sedikitpun ia memperoleh air pantai mengingat keranjang merupakan wadah yang berlubang-lubang.
                Anak: “Ayah, bagaimana mungkin bisa mengambil air dengan keranjang ini?”
                Ayah: “Cobalah terus anak”
Sang anak pun terus mencoba mengambil air menggunakan keranjang yang dibawanya, namun tetap saja meskipun telah mencoba berulang kali air pantai pun tak didapat. Tak lama kemudian akhirnya sang anak menyerah dan menghampiri ayahnnya.
            Anak: “Ayah, maaf saya sudah menyerah, mencoba berulang kali namun tak ada yang kudapat”
               Ayah: “Tak ada yang sia-sia anak, coba tengok keranjang yang kau bawa tadi. Apakah ada yang berbeda?”
Sang anak memperhatikan keranjangnya tersebut, memang terdapat perbedaan. Lantas ia pun berkata, “Ada Ayah, keranjang yang awalnya kotor sekarang menjadi bersih”. Sang ayah pun mengangguk sambil berkata, “Benar sekali anakku, keranjang ini adalah ayah dan air pantai itu adalah ayat-ayat Al-Quran”. Sang anak nampak memperhatikan ayahnya dengan seksama, dan ayahnya pun melanjutkan perkataannya.

Setiap hari ayah membaca Al-Quran bertujuan untuk membersihkan ayah, ayah tahu kalau hati ayah tak sebersih kain sutra, namun ayah yakin Al-Quran mampu membersihkan kotoran-kotoran hati yang ada pada ayah.

Sejurus kemudian sang anak pun memeluk ayahnya, rasa bangga terbit dalam dirinya memiliki ayah yang sangat patuh pada agama.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Followers