Kisah Inspiratif: Bocah Pedagang Kue dan Pesan Ibu
Juni 16, 2016Sidemag - Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya.
Anak: "Om, beli kue Om, masih hangat
dan enak rasanya!"
Pemuda: "Tidak Dik, saya mau makan nasi saja,"
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan sambil berkata bahwa dirinya telah kenyang.
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata,
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan sambil berkata bahwa dirinya telah kenyang.
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata,
Anak: "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue.
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue.
Pemuda: "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur,
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur,
Pemuda: "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu
berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang.
Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis
itu?"
Anak: "Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti.
Pemuda: "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk
oleh-oleh."
Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, 'Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu.'
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, 'Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami.'
Kisah tersebut merupakan sebuah ilustrasi perjuangan hidup yang dilandasi semangat dan iman yang kuat. Meskipun mereka miskin harta namun mereka kaya iman dan mental. Dan yang pasti adalah Ia seorang anak pedagang kue yang senantiasa mentaati nasehat ibunya meskipun ia tahu Ibunya tak akan mengetahui apa yang terjadi pada hari tersebut.
Kisah ini mengajarkan kita nilai kejujuran, semangat kerja, dan keikhlasan.
Sumber: kisahinspiratif.info
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, 'Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu.'
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, 'Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami.'
Kisah tersebut merupakan sebuah ilustrasi perjuangan hidup yang dilandasi semangat dan iman yang kuat. Meskipun mereka miskin harta namun mereka kaya iman dan mental. Dan yang pasti adalah Ia seorang anak pedagang kue yang senantiasa mentaati nasehat ibunya meskipun ia tahu Ibunya tak akan mengetahui apa yang terjadi pada hari tersebut.
Kisah ini mengajarkan kita nilai kejujuran, semangat kerja, dan keikhlasan.
Sumber: kisahinspiratif.info
0 komentar